2 Oktober 2025 kami datang ke kantor memakai batik favorit masing-masing. Ada yang pakai motif klasik warisan keluarga, ada yang tampil colorful, ada juga yang memilih potongan simpel biar tetap nyaman seharian. Hasilnya? Kantor jadi mirip patchwork—ramai, hangat, dan bikin senyum.
Kami tidak bikin seremoni macam-macam. Hanya ngobrol ringan soal motif yang dipakai, alasan memilih warna, dan sedikit cerita di balik baju—“ini hadiah orang tua”, “beli dari pengrajin di kampung”, “motif ini bikin pede”. Hal-hal kecil seperti itu mengingatkan kami kalau batik bukan cuma kain: ia menyimpan memori orang-orang yang kita sayangi dan tempat yang kita rindukan.
Lalu tentu saja… sesi foto. Bukan sekadar formalitas, tapi momen lucu yang biasanya tidak terekam di timeline kerja: ada yang grogi di depan kamera, ada yang jadi koordinator gaya dadakan, ada yang rela jongkok di baris depan supaya semua kebagian frame. Setelah selesai, kita lihat hasilnya bareng—ramai, agak berantakan (dengan cara yang menyenangkan), dan terasa sangat “kita”.
Buat kami, merayakan Hari Batik Nasional adalah cara sederhana untuk saling terhubung. Pekerjaan bisa berbeda-beda, divisi bisa banyak, tapi hari itu kita mengenakan kebanggaan yang sama. Semoga kebersamaan ini tidak berhenti di 2 Oktober—biar tiap hari rasanya punya sedikit warna dari batik: hangat, sabar, dan penuh cerita.
Selamat Hari Batik Nasional! Terima kasih buat semua yang sudah ikut meramaikan. Sampai jumpa di perayaan berikutnya—dengan motif baru dan cerita baru.