Back to Insights

DMS dan SFA Masih Dianggap Sebagai Biaya Operasional, Bukan Pendorong Pertumbuhan

Distribusi
DMS dan SFA Masih Dianggap Sebagai Biaya Operasional, Bukan Pendorong Pertumbuhan

Topic

Technology as a Value Driver

Released Date

01 August 2025

Category

Solution

Alat yang Dibuat untuk Eksekusi, Diabaikan dalam Strategi

Sistem Manajemen Distribusi (DMS) dan Otomatisasi Tenaga Penjualan (SFA) banyak digunakan di sektor FMCG, Farmasi, dan Tembakau. Namun, meskipun penggunaannya luas, banyak perusahaan masih menganggapnya hanya sebagai alat untuk mencatat pesanan, melacak pengiriman, atau memverifikasi kunjungan outlet. Sistem ini sering tidak dilibatkan dalam keputusan strategis. Investasinya dianggap sebagai biaya rutin, bukan sebagai alat untuk menciptakan keunggulan bersaing.

Ketidaksesuaian Antara Alat Lapangan dan Tujuan Pertumbuhan

Salah satu penyebab utama DMS dan SFA kurang dimaksimalkan adalah jarak antara tim operasional yang menggunakannya setiap hari dan pimpinan yang menyusun strategi jangka panjang. Tim penjualan lapangan mengandalkan sistem ini untuk aktivitas harian, sementara pimpinan belum memahami bagaimana sistem ini bisa membentuk perilaku, mempercepat respons, atau menyesuaikan strategi dengan kebutuhan pelanggan. Akibatnya, sistem hanya dimanfaatkan untuk kepatuhan, bukan untuk menciptakan dampak nyata.

Platform ini kemudian mandek, tidak berkembang sebagai alat strategis untuk inovasi dalam pengembangan saluran distribusi, model digitalisasi distribusi FMCG, atau peningkatan kinerja tim.

Data yang Diremehkan, Wawasan yang Tak Dimanfaatkan

DMS dan SFA menyimpan banyak data penting. Setiap transaksi, kunjungan outlet, pergerakan stok, dan catatan klaim bisa memberi gambaran tentang perilaku pelanggan dan kondisi pasar. Namun, banyak organisasi belum memanfaatkannya dengan optimal. Data sering terjebak di sistem terpisah, lambat diproses, atau tidak dipercaya karena logika yang tidak konsisten.

Tanpa adanya sistem strategi pemasaran berbasis data dan laporan kinerja yang menyatu, data ini tidak mendukung strategi penjualan. Padahal, data ini bisa dimanfaatkan untuk menentukan harga, peluncuran produk, dan program dagang.

Kepemilikan Tidak Jelas, Integrasi Strategis Terhambat

Masalah lainnya adalah tidak ada penanggung jawab yang jelas. Biasanya tim TI yang memelihara sistem, sementara tim penjualan dan pemasaran tidak ikut serta dalam pengembangannya. Akibatnya, pembaruan fitur sering tertunda, manajemen perubahan lemah, dan pengguna malas memanfaatkan sistem.

Agar sistem ini benar-benar menjadi mesin pertumbuhan, kepemilikan platform harus dipegang oleh tim bisnis—khususnya bagian penjualan, pemasaran, dan strategi distribusi.

Pembahasan ROI Masih Terjebak di Angka Operasional

Dalam menilai investasi DMS dan SFA, pimpinan biasanya fokus pada metrik operasional seperti akurasi pesanan, kepatuhan kunjungan, atau ketersediaan sistem. Padahal, metrik ini belum menunjukkan dampak strategis yang lebih luas.

Diskusi ROI seharusnya juga mencakup hal-hal seperti kecepatan masuk pasar, peningkatan kontribusi outlet, efektivitas program promosi, dan keuntungan distribusi. Jika peran data pelanggan dalam penjualan tidak ikut dibahas, manfaat sistem ini tidak akan maksimal.

Platform Modern Dukung Eksekusi yang Lincah

Sebenarnya, jika dirancang dengan benar, DMS dan SFA bisa membuat tim lapangan lebih cepat dan fleksibel. Sistem ini bisa memberikan umpan balik langsung antara strategi dan pelaksanaan. Sistem juga bisa membantu menetapkan harga, menyesuaikan program promosi, dan mendeteksi kendala di lapangan. Dengan dukungan data, tim lapangan bisa menjual lebih cerdas dan melayani pelanggan dengan lebih baik.

Membuka Pertumbuhan Lewat Reposisi Platform

Untuk menjadikan DMS dan SFA sebagai alat pertumbuhan, perusahaan perlu menetapkan ulang tujuan penggunaannya. Misalnya untuk memperluas jangkauan distribusi, meningkatkan produktivitas tim, menaikkan ROI promosi, atau meluncurkan model distribusi baru.

Selanjutnya, tim perlu terus mengembangkan platform: mengatur ulang alur kerja, mengintegrasikan modul, dan memastikan sistem mudah digunakan. Terakhir, data harus didemokratisasi—bersih, tepat waktu, dan bisa diakses oleh semua pengambil keputusan. Memanfaatkan data pelanggan secara merata akan mendorong keputusan yang lebih akurat.

DMS and SFA Still Treated as Operational Cost

Kesimpulan: Dari Alat Kepatuhan ke Mesin Pertumbuhan

DMS dan SFA hanya akan berguna sejauh mana peran yang kita berikan. Jika hanya dipakai untuk kepatuhan, hasilnya sebatas itu. Tapi jika digunakan sebagai alat strategis, maka sistem ini bisa membuka peluang baru, meningkatkan kelincahan tim, dan mendukung pertumbuhan bisnis.

Sudah saatnya perusahaan memandang sistem distribusi bukan lagi sebagai beban biaya, tapi sebagai alat strategis untuk unggul di pasar.

Continue Reading this topic

Read the Full Context

Teknologi, dari Cost-Center Menjadi Mesin Pencipta Nilai

Read Article Our Archive

Markas Kami

Jl. Bangka IX No. 40C, Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jakarta 12720

+62 21 719 3251
info@pratesis.com

Contact us by email info@pratesis.com or see more information on our socials:

Copyright 2025. Pratesis. All Rights Reserved